Langsung ke konten utama

Pemeriksaan Hewan Kurban Babakan Madang

Babakan Madang –  Dalam rangka peringatan Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban, Fakultas  Kedoktran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB)  bekerja sama dengan pemerintah wilayah DKI Jakarta, Kepulauan Seribu, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor melakukan pemeriksaan hewan kurban. Pemeriksaan Hewan Kurban ini di laksanakan untuk menjaga keamanan dan menjamin mutu dari daging hewan kurban yang akan dibagikan pada masyarakat.


Petugas pemeriksa hewan kurban melakukan pemeriksaan antemortem (pemeriksaan sebelum kematian)  dan postmortem (setelah kematian). Pada pemeriksan antemortem di lihat ciri-ciri fisik hewan,  apakah hewan berada pada kondisi sehat atau tidak. Biasanya dalam pemeriksaan ini akan di lakukan pemeriksaan umur hewan, pemeriksaan kondisi fisik, dan pengecekan suhu tubuh. Bila terlihat adanya kelainan maka hewan kurban akan diobservasi lebih lanjut. Pada pemeriksaan postmortem yang dilakukan ialah berupa pemeriksaan organ antara lain hati, limpa, paru, jantung dan ginjal. Beberapa bgian lainya lainya yang biasa diperiksa ialah limponodus serta daging.

Petugas hewan kurban ditempatkan dibeberapa daerah, yaitu wilayah DKI Jakarta, Kepulauan Seribu, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Di Kabupaten Bogor sendiri petugas hewan kurban yang terjunkan berjumlah kurang lebih 110 orang petugas. Ke-110 orang petugas hewan kurban ini disebar ke beberapa kecamatan didaerah kabupaten bogor. Salah satu daerah yang menjadi tempat pemeriksaan ialah daerah Babakan Madang. Daerah Babakan Madang merupakan daerah yang terkenal endemis antrax. Kasus terakhir terjadi pada daerah ini yaitu pada tahun 2004 yang menyerang 6 orang warga Desa Citaringgul, Kecamatan Babakan Madang, Bogor.

Petugas pemeriksa hewan kurban yang ditempatkan didaerah Babakan Madang berjumlah  sembilan orang petugas dari FKH IPB dan satu orang dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Kesembilan orang petugas  tersebut ditempatkan di sembilan desa/kelurahan yang ada di Babakan Madang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang di lakukan oleh pemeriksa hewan kurban di Babakan Madang tidak ditemukan adanya kasus antrax. Umumnya kasus yang ada hanya berupa cacing pada hati (Faciola gigantica). Selain itu permasalahan hewan kurban yang umum ditemukan pada daerah Babakan Madang ialah kondisi hewan kurban yang masih di bawah umur (dibawah 1 tahun)

Berbagai macam tanggapan dan pengalaman yang didapatkan oleh petugas hewan kurban di Babakan Madang. Menurut salah satu pemeriksa hewan kurban di Babakan Madang  saudara Ridi Arif `Pemeriksaan hewan kurban didaerah Babakan Madang sangat perlu dilakukan, mengingat bahwa daerah ini merupakan daerah endemis antrax, namun berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan hanya ditemukan beberapa kasus kecacingan`.

Selain itu masih menurut saudara Ridi Arif `Walaupun daerah babakan madang merupakan daerah endemis antrax namun kondisi hewan kurban didaerah ini khususnya didaerah Bojong Koneng relatif masih sehat. Hal ini terlihat dari keaktifan dari hewan-hewan tersebut saat diperiksa`.

Mengingat bahwa daerah Babakan Madang merupakan daerah yang endemis antrax, petugas yang ditempatkan di daerah ini juga sangat berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan hewan kurban. Kehati-hatian ini ditunjukkn dengan penggunaan alat pelindung diri berupa jas lab, sarung tangan, dan sebatu boot. Petugas juga selalu menjaga higiene personal agar dapat bebas dari bakteri antrax.

Dalam pelaksaan pemeriksaan hewan kurban didaerah Babakan Madang juga disambut baik oleh masyarakat. Menurut salah satu pejabat kelurahan didaerah Karang tengah Babakan Madang, pemeriksaan hewan kurban yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan serta dibantu oleh petugas dari FKH IPB sangatlah diperlukan untuk mencegah adanya daging hewan kurban yang berpenyakit. Selain itu sambutan masyarakat di daerah Babakan Madang juga ditunjukkaan dari antusiame saat petugas melakukan pemeriksan hewan kurban. Masyarakat dengan seksama mendengar petunjuk-petunjuk dari petugas pemeriksa hewan kurban. Menurut masyarakat di daerah Babakan Madang, dengan adanya pemeriksaan hewan kurban maka ada peningkatan jaminan untuk mengkonsumsi daging dari hewan kurban.  

Pemeriksan hewan kurban yang dilaksanakan setiap tahunnya ini, merupakan wujud nyata dari pengabdian kepada masyarakat oleh FKH IPB. Diharapkan bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Selain itu moment ini juga dapat dijadikan sebagai pengenalan profesi Dokter Hewan pada masyarakat, agar nantinya masyarakat paham dan mengerti tentang peran dan fungsi Dokter Hewan dalam menjaga dan menjamin pangan asal hewan. Viva veteriner (Z)

Nama Pemeriksa hewan Kuban yang bertugas diwilyah Babakan Madang :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sekolah Kedokteran Hewan dunia

Profesi Dokter hewan merupakan salah satu profesi yang terbilang cukup tua. Profesi ini dapat dikatakan sudah ada sejak zaman romawi kuno. Dimulai dengan adanya perawat kuda pada zaman romawi yang disebut `ferrier` yaitu perawat kuda, dari sinilah dimulai perkembangan ilmu kedokteran hewan  sehingga kata `ferrier` juga berkembang menjadi veterinarius atau veterinarian. Walaupun perkembangan ilmu kedokteran hewan sudah berlangsung cukup lama, namun secara resmi profesi dokter hewan baru ada pada tahun 1761, ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran hewan pertama di dunia yaitu di Lyon Perancis. Secara resmi profesi dokter hewan saat ini di dunia telah berumur 250 tahun. 

Abses pada sapi

Sapi perah Abses merupakan salah satu masalah yang cukup sering terjadi pada sapi perah. Kondisi abses banyak terjadi pada peternakan sapi perah yang memiliki tingkat sanitasi kandang yang rendah. Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk . Abses itu sendiri merupakan reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya benda asing di tubuh. Pada abses terdapat nanah yang terlokalisasi dan dikelilingi oleh jaringan yang meradang . Gejala khas abses adalah peradangan, merah, hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya diikuti gejala demam, selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan (Boden 2005).

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar diseluruh belahan dunia. Di ind