Langsung ke konten utama

Sapi Unik Asli Indonesia

Sapi merupakan salah satu hewan ternak potensial yang dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani. Sangat banyak jenis-jenis sapi yang ada di Indonesia saat ini, salah satu yang merupakan sapi asli dari Indonesia ialah Sapi Bali. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu sapi yang merupakan keturunan asli dari banteng (Bibos banteng) yang telah mengalami domestikasi dalam kurun waktu yang cukup lama.  Sesuai dengan namanya sapi ini memiliki awal penyebaran utamanya dari Propinsi Bali.

Sapi bali memiliki ke unikan tersendiri mulai dari warna kulit hingga kemampuan reproduksinya. Pada sapi dewasa warna kulit antara sapi jantan dan betina berbeda. Sapi jantan memiliki warna kulit yang lebih gelap dibandingkan dengan betina. Sapi jantan umumnya memiliki warna kulit yang ke hitam-hitaman sedangkan untuk betina lebih berwarna coklat. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh kondisi hormonal pada jantan, yaitu disebabkan oleh hormon testosteron. Walaupun pada saat dewasa sapi bali memiliki perbedaan warna antara jantan dan dewasa namun pada sapi yang masih muda antara jantan dan betina memiliki warna yang sama yaitu merah bata.

Ke unikan lain dari sapi bali ialah pada kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.

Dari aspek reproduksi sapi bali merupakan salah satu jenis sapi yang terkenal subur (fertil). Pada pemeliharan yang baik sapi bali memiliki tingkat fertilitas yang tinggi, dalam setahun dapat menghasilkan anak berkisar antara 80-86%, dengan kematian anak yang relatif rendah, yaitu berkisar 1,87%. Sapi bali sudah dapat dikawinkan pada umur 2-2,5 tahun, saat perkembangan organ-organ reproduksinya sudah mulai sempurna. Jarak melahirkan anak sapi berkisar 12-14 bulan.

Sebagai plasma nutfa asli Indonesia, kita wajib menjaga dan melestarikan sapi bali. Peran dokter hewan dalam menjaga dan melestarikan keberadaaan dari sapi bali ini sangat diharapkan. Menjaga dari segi kesehatan dan keberadaan sapi bali agar sapi bali yang kita banggakan ini tidak mengalami kepunahan di negeri sendiri.

Komentar

  1. Yooooo..... yang baca ini tolong dikomentari ya.. terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sekolah Kedokteran Hewan dunia

Profesi Dokter hewan merupakan salah satu profesi yang terbilang cukup tua. Profesi ini dapat dikatakan sudah ada sejak zaman romawi kuno. Dimulai dengan adanya perawat kuda pada zaman romawi yang disebut `ferrier` yaitu perawat kuda, dari sinilah dimulai perkembangan ilmu kedokteran hewan  sehingga kata `ferrier` juga berkembang menjadi veterinarius atau veterinarian. Walaupun perkembangan ilmu kedokteran hewan sudah berlangsung cukup lama, namun secara resmi profesi dokter hewan baru ada pada tahun 1761, ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran hewan pertama di dunia yaitu di Lyon Perancis. Secara resmi profesi dokter hewan saat ini di dunia telah berumur 250 tahun. 

Abses pada sapi

Sapi perah Abses merupakan salah satu masalah yang cukup sering terjadi pada sapi perah. Kondisi abses banyak terjadi pada peternakan sapi perah yang memiliki tingkat sanitasi kandang yang rendah. Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk . Abses itu sendiri merupakan reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya benda asing di tubuh. Pada abses terdapat nanah yang terlokalisasi dan dikelilingi oleh jaringan yang meradang . Gejala khas abses adalah peradangan, merah, hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya diikuti gejala demam, selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan (Boden 2005).

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar diseluruh belahan dunia. Di ind